Jakarta, CNN Indonesia -- Penasihat senior Otoritas Jasa Keuangan, Faris Rabidin, menjadi salah satu anggota komite bentukan Majelis Penasihat Pemerintah Malaysia untuk menyelidiki skandal korupsi dana investasi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Nama Faris tercantum dalam siaran pers yang diterima pada Kamis (17/5). Hingga saat ini, OJK belum memberikan jawaban atas permintaan konfirmasi CNNIndonesia.com.
Namun, seorang sumber yang berkaitan dengan komite ini mengatakan bahwa dewan tidak menunjuk satu lembaga, tapi anggotanya langsung.
Selain Faris, komite tersebut beranggotakan mantan Jaksa Agung Malaysia, Abu Talib Othman; Nik Shahrizal Sulaiman dari Risk Assurance Services PwC; Syed Naqis Shahabuddin Syed Abdul Jabbar; dan pendiri Centre to Combat Corruption and Cronyism (C4), Cynthia Gabirel.
"Hingga isu 1MDB terselesaikan, akan terus ada pertanyaan yang mengurangi kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusinya," tulis dewan tersebut.
Komite ini dibentuk di tengah penyelidikan pemerintah Malaysia di bawah Mahathir Mohamad atas dugaan korupsi yang menyeret nama mantan Perdana Menteri, Najib Razak.
Wall Street Journal melaporkan bahwa ada aliran dana sebesar US$681 juta dari 1MDB masuk ke rekening pribadi Najib.
Saat masih menjabat, Najib selalu membantah tudingan ini dengan berkilah bahwa uang tersebut merupakan sumbangan dari anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi.
Setelah Najib dilengserkan oleh Mahathir dalam pemilu bersejarah pada pekan lalu, pemerintah Malaysia langsung melakukan penyelidikan besar-besaran.
Sejak awal pekan ini, kepolisian menggeledah sejumlah properti milik Najib, termasuk dua kondominium yang disambangi pada Jumat (18/5).
Dalam penggeledahan itu, kepolisian menyita 284 kotak berisi tas bermerek buatan desainer ternama, juga puluhan tas lain yang dipenuhi perhiasan dan uang tunai.
"Saya tidak dapat memastikan berapa banyak perhiasan, yang kami tahu, kami menyita tas berisi perhiasan dan jumlahnya besar," kata Amar Singh, Direktur Polisi Penyelidik Kejahatan Komersial, dalam jumpa pers yang ditayangkan stasiun televisi Malaysia, Star TV. (has)
Sumber CNN Indonesia